Loading...

Cerdas Cermat dan Pemeriksaan Kesehatan Siswa SMP dan SMA


[caption id="attachment_10693" align="alignright" width="242"]Dirjen Bina Gizi dan KIA memberikan arahannya dalam kegiatan cerdas cermat dan pemeriksaan kesehatan siswa SMP dan SMA. Dirjen Bina Gizi dan KIA memberikan arahannya dalam kegiatan cerdas cermat dan pemeriksaan kesehatan siswa SMP dan SMA.[/caption]

Jakarta, 29 Oktober 2014. Kegiatan cerdas cermat dan pemeriksaan kesehatan bagi peserta didik SMP dan SMA ini merupakan rangkaian acara dalam rangka memperjngati hari kesehatan nasional yang ke 50. Diikuti oleh 16 Sekolah Menengah Pertama dan 16 Sekolah Menengah Atas yang berada di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Jakarta Pusat. Setiap sekolah mengirimkan 5 orang perwakilan, tetapi yang mengikuti lomba hanya 3 orang dan 2 orang lagi sebagai cadangan.

Materi yang dilombakan dalam cerdas cermat ini khusus tentang kesehatan yaitu terkait dengan pedoman gizi seimbang, HIV-AIDS, kekerasan terhadap anak, kesehatan mental,  kesehatan reproduksi, dan PHBS. Mengingat sekolah yang mengikuti kegiatan ini sangat banyak, pelaksanaan cerdas cermat untuk masing-masing kelompok SMP dan SMA dibagi dalam 4 babak. Setiap babak diikuti oleh 4 sekolah. Setiap pertanyaan yang berhasil dijawab dengan baik mendapatkan skor tertinggi yaitu angka 10.

[caption id="attachment_10690" align="alignleft" width="262"]Cerdas Cermat Tingkat SMP Cerdas Cermat Tingkat SMP[/caption]

Disela-sela kegiatan cerdas cermat para siswa SMP dan SMA yang hadir juga diperiksa kesehatannya. Pemeriksaan kesehatan meliputi pengukuran  status gizi dengan mengukur tinggi badan dan berat badan, pemeriksaan tekanan darah, .lingkar perut untuk melihat resiko terhadap penyakit jantung, pemeriksaan gula darah sewaktu dan pemeriksaan kolesterol.

[caption id="attachment_10691" align="alignright" width="236"]Pemeriksaan Kesehatan Pemeriksaan Kesehatan[/caption]

Selain itu juga dilakukan kegiatan konseling kesehatan yang meliputi tema tumbuh kembang remaja, kesehatan remaja, kesehatan reproduksi, penundaan usia pernikahan, IMS termasuk HIV/AIDS, gizi, kekerasan seksual, psikososial (pengendalian emosi), faktor risiko penyakit tidak menular (hidup sehat tanpa rokok dan narkoba).

 Kegiatan konseling dibagi dalam beberapa kelompok. Para siswa diharuskan mengisi buku raport kesehatanku dipandu oleh fasilitator. kemudian siswa diminta untuk memperkenalkan diri masing-masing. Peserta didik diajak berdiskusi tentang masalah kesehatan reproduksi. Bahkan ada kelompok yang diminta untuk menggambar organ reproduksi manusia dan menjelaskan ke teman teman kelompoknya. Diakhir konseling peserta didik baik dari SMP maupun SMA diminta untuk mempresentasikan kembali hasil diskusi selama konseling sesuai dengan tema kelompok masing masing.

[caption id="attachment_10689" align="alignleft" width="275"]Kegiatan konseling kelompok yang difsilitasi oleh PKBI Kegiatan konseling kelompok yang difsilitasi oleh PKBI[/caption]

Sub Direktorat Bina Kualitas Hidup Anak Usia Sekolah Dan Remaja. Direktorat Bina Kesehatan Anak Ditjen Bina Gizi dan KIA yang menjadi penanggungjawab kegiatan ini juga melibatkan unit utama lain seperti direktorat PTM, Subdit HIV, PKBI dan Direktorat Bina Kesehatan Jiwa.

Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA berkesempatan hadir untuk melihat jalannya kegiatan cerdas cermat dan pemeriksaan kesehatan terhadap siswa SMP dan SMA ini. Secara tidak resmi beliau mengharapkan kepada siswa untuk berkonsultasikan dan bertanya tentang seluruh masalah kesehatan terutama terkait kesehatan reproduksi dan HIV-AIDS ke seluruh karyawan di Direktorat Anak ataupun di Dinas Kesehatan DKI. Kemudian Direktur Bina Kesehatan Anak, dr, Jane Soepardi dalam sambutannya mengatakan bahwa pembinaan  kepada  anak  usia  sekolah  dan  remaja  harus  menjadi tanggung  jawab  semua pihak,  baik  keluarga,  pendidik,  masyarakat maupun pemerintah. Teknologi  komunikasi yang  semakin  canggih di  era globalisasi, menyebabkan  anak  lebih  mudah  mengakses informasi,  dan mendorong  terjadinya  urbanisasi, serta perubahan gaya hidup yang mempengaruhi nilai-nilai  budaya,  merupakan  tantangan  yang semakin besar bagi generasi muda saat ini. [caption id="attachment_10692" align="alignright" width="254"]Presentasi di akhir konseling kelompok Presentasi di akhir konseling kelompok[/caption] Orang tua dan guru harus dapat  ikut  berperan dalam memastikan generasi  muda  mendapat  informasi  yang  sehat  dan  benar,  baik melalui media cetak, televisi, internet di rumah ataupun  handphone serta warnet-warnet yang semakin menjamur belakangan ini. Melalui  kegiatan  cerdas cermat ini,  diharapkan  remaja  dan  guru  dapat meningkatkan  pengetahuan  dan  peran  aktif  dalam upaya promotif dan  preventif  kesehatan  yang  pada  akhirnya  dapat  meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan kualitas sumber daya manusia. (Nurkhalida/Foto : Joko Prawoto)