Loading...

Desk Pemanfaatan Komunikasi Data Kesmas “Komdat Sebagai Big Data Kesmas”



Bogor – Dengan dicanangkannya pilar transformasi kesehatan oleh Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin, maka saat ini peranan Kesehatan Masyarakat sangat penting dan krusial. Salah satu pilar transformasi tersebut adalah layanan kesehatan primer, yang menuntut Kesmas untuk dapat menciptakan orang sehat lebih banyak sejak dini hingga lanjut usia, sesuai dengan siklus hidup manusia.

Salah satu jalan untuk dapat mensukseskan transformasi kesehatan layanan kesehatan primer adalah adanya integrasi data dan kualitas data yang akurat untuk pengambilan kebijakan strategis dalam mambangun sistem kesehatan yang baik suatu negara. Sehingga Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat (Ditjen Kesmas) menciptakan aplikasi untuk mengintegrasikan seluruh data capaian indikator dalam sebuah aplikasi bernama Komunikasi Data yang disebut sebagai Komdat Kesmas pada laman https://komdatkesmas.kemkes.go.id. Aplikasi Komdat ini sudah mencakup seluruh aplikasi yang ada pada Ditjen Kesmas, baik data RPJMN Renstra, maupun data program Kesmas, hingga data kematian.

Dapat dikatakan bahwa Komdat Kesmas adalah sebuah big data yang menampung data kesehatan masyarakat secara nyata dan akurat.

Untuk dapat mengintegrasikan data tersebut, Ditjen Kesmas mengadakan pertemuan “Desk Pemanfaatan Komunikasi Data Kesmas dan Evaluasi Pemanfaatan Data Tahun Anggaran 2022” yang berlangsung selama 4 hari di Bogor Akhir Agustus 2022.

Pertemuan tersebut mengundang 161 peserta yang berasal dari lintas sector, lintas program di Kementerian Kesehatan dan Kementerian lain yang terakit. Para Kepala Bidang Kesmas, pengelola Komdat Kesmas, dan pengelola perencanaan dari 34 provinsi dan 514 Kabupaten/Kota mengikuti kegiatan ini secara hibrid, tatap muka dan virtual.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Dirjen Kesmas Maria Endang Sumiwi, yang menyampaikan bahwa data kesmas sangat penting bagi pembentukan transformasi layanan kesehatan primer (salah satunya pencegahan stunting). “keluarkan data yang strategis dan akurat, bukan hanya data anak stunting tapi juga data anak yang mengalami keterlambatan pertumbuhan.”

Sehingga dapat digunakan untuk menerapkan strategi pelaksanaan intervensi spesifik yang tepat dalam menurunkan angka stunting. (Erl)