Loading...

Rebranding Posyandu untuk Menjangkau Semua Kalangan



Jakarta – Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) mempunyai banyak manfaat salah satunya memiliki fungsi strategis dalam upaya meningkatkan kesehatan anak agar terhindar dari stunting, kata Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Bina Penggerak Lini Lapangan BKKBN, I Made Yudhistira Dwipayana. Hal tersebut dikatakannya pada acara Press Conference Rebranding Posyandu yang digelar secara daring, 24/08 di Jakarta.

Akan tetapi, berdasarkan hasil riset dan evaluasi Posyandu Aktif, Imran Agus Nurali, Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat (Promkes dan PM), Kementerian Kesehatan, menjelaskan, beberapa faktor yang masih menjadi penghambat dalam optimalisasi pelayanan Posyandu, antara lain keterbatasan sumber dana, rigid-nya sistem informasi Posyandu, rekrutmen kader baru, kapasias kader yang masih perlu ditingkatkan, motivasi masyarakat yang masih kurang untuk mengakses layanan Posyandu secara rutin, dan minimnya pembinaan pokjanal dan pokja Posyandu terhadap peningkatan kualitas penyelenggaraan aktivitas Posyandu.

“Kondisi ini semakin sulit lagi karena pandemi Covid-19 yang menurunkan angka cakupan nasional pelayanan Posyandu menjadi 21 persen,” tambahnya.

Sejak dicanangkan pada 1986, jumlah Posyandu di Indonesia meningkat pesat dari 25.000 menjadi 296.777. peningkatan jumlah ini belum diikuti dengan peningkatan kualitas, hanya 63,3 persen yang merupakan Posyandu aktif.

Pada 29/4/2021, saat acara peringatan Hari Posyandu Nasional, telah disepakati perubahan logo dan tagline  Posyandu yang baru, yaitu “Posyandu Sahabat Masyarakat.” Perubahan ini adalah sebagi bentuk rebranding Posyandu yang diharapkan dapat menggambarkan Posyandu yang diinginkan oleh masyarakat bersama dengan keinginan pemerintah.

Masyarakat menginginkan agar Posyandu dapat menjadi wadah berinteraksi, belajar, mengedukasi, dan memberdayakan masyarakat itu sendiri. Dari sisi Pemerintah menginginkan Posyandu dapat memberikan layanan dasar masyarakat yang terintegrasi, melayani mulai dari bayi hingga lansia dan memberi peran terhadap penyiapan generasi penerus bangsa.

“Pemerintah juga menginginkan perubahan terhadap Posyandu yaitu Posyandu menjadi one stop health services, memanfaatkan teknologi, dan menjadi wadah dalam melakukan pemantauan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat,” ungkap Imran.

Rebranding Posyandu bertujuan untuk melakukan perubahan terhadap kualitas pelayanan Posyandu agar nantinya dapat memberikan pelayanan yang berkualitas dan semakin diminati oleh masyarakat.

Untuk menyuarakan perubahan pada peningkatan kualitas pelayanan Posyandu yang sudah dan yang saat ini sedang dilakukan, telah disusun strategi komunikasi Rebranding Posyandu oleh Kementerian Kesehatan RI. Ditujukan pada segmen sasaran masyarakat (kampanye), kelompk pembina, yakni Pokjanal/Pokja Posyandu (penggerakan dan peningkatan kapasitas) dan (advokasi) kepada pemerintah sebagai penentu kebijakan yang mendukung terwujudnya Posyandu aktif dengan citra baru yang menjawab harapan dan kebutuhan masyarakat menjadikan “Posyandu Sahabat Masyarakat.” (Erl)