Bogor - Puluhan Pamong, Instruktur dan Pramuka Saka Bakti
Husada (SBH) mengikuti Orientasi Bantuan Hidup Dasar (BHD) yang berlangsung
di Hotel Aston Bogor selama 4 hari. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
dan peran Pramuka Saka Bakti Husada terkait Bantuan Hidup Dasar pada kondisi
kegawatdaruratan.
Program orientasi ini diinisiasi oleh Pimpinan Saka Bakti Husada Nasional bekerja sama dengan Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan untuk mempersiapkan anggota SBH agar mampu memberikan Bantuan Hidup Dasar, yaitu serangkaian tindakan darurat pertolongan pertama untuk menyelamatkan individu dari kondisi medis yang mengancam.
Fokus Kegiatan: Keterampilan Penyelamatan Dasar
Orientasi yang berlangsung selama empat hari ini mencakup
teori dan praktik langsung dalam penanganan kasus kegawatdaruratan seperti:
Orientasi dilaksanakan dengan metode Paparan, Skill
Station/Latihan dan Skenario Penilaian.
Evaluasi dan Penilaian dilaksanakan dengan metode Pre-Test, Penilaian
Praktik, Post-Test, dan Sertifikasi.
Narasumber dalam kegiatan ini berasal dari Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat serta Perhimpunan Dokter Ahli Emergensi Indonesia (PERDAMSI). Instruktur orientasi berasal dari Pusat Krisis Kesehatan/ Emergency Medical Team (EMT) dan Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIPGABI).
Membangun SDM Berkualitas untuk Masyarakat Sehat
Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
selaku Ketua harian Pimpinan Saka Bakti Husada Tingkat Nasional, Kak dr.
Elvieda Sariwati , M.Epid, dalam sambutannya menyampaikan Pramuka Saka Bakti
Husada agar berperan lebih aktif dalam SPGDT, meningkatkan kesiapsiagaan, dan
mampu memberikan bantuan yang tepat sebelum bantuan medis profesional tiba.
“Saya berharap bagi Pramuka Saka Bakti Husada yang telah
mengikuti kegiatan Orientasi Bantuan Hidup Dasar dapat meningkatkan rasa
percaya diri dan mengurangi ketakutan saat menemui kasus dengan kegawat
daruratan, termasuk saat memberikan bantuan hidup dasar disaat bantuan medis
belum ada.” dalam sambutannya.
Salah satu peserta, Kak Siti Noviyanti dari Pangkalan BBPK Ciloto, mengaku bahwa pelatihan ini memberikan pengalaman berharga. “Saya jadi lebih percaya diri dan paham cara menolong orang saat terjadi keadaan darurat, terutama saat menunggu tim medis datang,” ujarnya.
Misi Keberlanjutan Program
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) di
Indonesia melibatkan berbagai pihak, termasuk orang awam, dalam penanganan awal
keadaan darurat. SPGDT merupakan sistem yang terstruktur dan terintegrasi untuk
memberikan respon cepat dan tepat terhadap kondisi gawat darurat. Risiko
terjadinya kegawatdaruratan yang mungkin dialami oleh masyarakat harus
diminimalkan dengan berbagai upaya mitigasi dengan melibatkan masyarakat.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan kemampuan Pramuka Saka Bakti Husada terkait Bantuan Hidup Dasar. Diharapkan, dengan orientasi ini, anggota SBH dapat berperan aktif dalam membantu masyarakat dan mendukung program kesehatan pemerintah, khususnya dalam penanganan kejadian darurat di lingkungan sekitar. Program ini juga sejalan dengan misi Saka Bakti Husada untuk menciptakan generasi muda yang sehat dan siap melayani.
Orientasi Bantuan Hidup Dasar ini tidak hanya
menambah wawasan dan keterampilan anggota SBH tetapi juga memperkuat jejaring
kerja sama antara dinas kesehatan, rumah sakit, dan komunitas kesehatan
lainnya. (fw)