Loading...

Dirjen Kesmas Membuka Fornas KIA, KB, Dan Gizi Masyarakat Di Yogjakarta


Dirjen Kesmas,dr.Kirana Pritasari, MQIH ketika membuka  Forum Nasioanal KIA, KB, dan Gizi di Yogjakarta

YOGJAKARTA---Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat (Kesma), Dr.Kirana Pritasari, MQIH membuka forum nasional (Fornas) penelitian dan pengembangan KIA, KB, dan gizi masyarakat tahun 2018 di Hotel Universitas Gajah Mada Club, Yogjakarta pada Kamis malam (25/10/2018).

 

Acara yang digelar Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-KMK Universitas Gajah Mada mengangkat tema “Intervensi-Intervensi Efektif di Daerah dalam KIA, KB dan Gizi Masyarakat: Bagaimana Peran Evidence Based Policy”.

 

Dalam konteks desentralisasi kesehatan, program-program KIA, KB, dan gizi bukan hanya merupakan tanggung-jawab pemerintah pusat, melainkan juga pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Aspek penelitian dan pengembangan juga menjadi tanggung jawab berbagai perguruan tinggi di daerah masing - masing.  Hal ini disampaikan Ketua Panitia Fornas KIA-KB-Gizi 2018, Phyowai Ganap  ketika memberikan laporan penyelenggaraan pada forum tersebut.

 

Dalam kebijakan di daerah pun, kata Phyowai, Indonesia memiliki variasi dalam output layanan kesehatan, seperti DKI Jakarta yang memiliki fasilitas layanan lengkap, namun ada juga daerah seperti propinsi Maluku yang kepulauan dimana layanan kesehatan dasarnya belum memadai. Oleh karena itu, dibutuhkan bukti - bukti intervensi yang tepat untuk berbagai daerah dengan kondisi yang berbeda - beda. Untuk itu, kata Phyowai, forum ini digelar untuk membahas hal tersebut.

 

"Diharapkan forum semacam ini akan menjadi agenda tahunan dan pemikiran-pemikiran para pakar akan memberikan nilai dan wawasan bagi para peserta sebagaimana tema yang diusung," ujar Phyowai.

 

Sementara itu Dirjen Kesmas dalam sambutannya mengatakan, tingginya angka kematian ibu dan bayi juga anak balita stunting dengan beragam permasalahan gizi tentu jadi catatan. Status kesehatan ibu dan anak memiliki kaitan erat dengan kebijakan KB dan gizi masyarakat.

Dirjen Kesmas ketika menerima cinderamata dari panitia seusai menyampaikan paparannya  di Forum Nasional KIA, KB, dan Gizi Masyarakat di UGM Yogjakarta.

“Kurangnya nutrisi ibu pada masa remaja, kehamilan, menyusui, sampai terjadinya infeksi memiliki andil besar tingginya kasus stunting”, ujar dr.Kirana.

 

Untuk itu, kata Dirjen, sektor kesehatan belakangan memang diarahkan untuk fokus pada usaha menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi sebagai prioritas. Diikuti, penurunan prevalensi Balita stunting.

 

"Karenanya, Forum Nasional Penelitian dan Pengembangan KIA, KB, dan Gizi Masyarakat 2018 ini secara khusus akan memaparkan intervensi-intervensi efektif dalam kajian tersebut, terutama terkait peran evidence base policy," pungkasnya.

 

Dirjen Kesmas yang didaulat menjadi pembicara kunci pada forum itu membawakan materi bertajuk Kebijakan Kementerian Kesehatan dan Arah Pengembangan dalam Intervensi Efektif Sektor Kesehatan Bidang KIA, KB, dan Gizi Masyarakat.

Dirjen Kesmas, dr.Kirana Pritasari ketika menandatangai MoU  dengan 13 Peguruan Tinggi di Indonesia

Salah satu isi terpenting pada peretemuan forum nasional  yang dihadiri lebih dari 350 peserta itu adalah penandatanganan nota kesepahaman kerja sama (MoU) antar Kementerian Kesehatan dengan 13 perguruan tinggi di Indonesia. Diantaranya, masing-masing penandatanganan MoU dengan  Universitas Udayana, Universitas Jendral Sudirman, Universitas Sumatera Utara, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Padjajaran, Universitas Syiah Kuala, Universitas Nusa Cendana, Universitas Sebelas Maret, Universitas Brawijaya, Universitas Sam Ratulangi, Universitas Lampung, Universitas Sriwijaya, dan  Intitute Teknologi Bandung.-(fey)-