Jakarta
– Setiap 17 Juli diperingati sebagai Hari Saka bakti Husada (SBH). Satuan Karya
(Saka) Bakti Husada dibentuk oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama dengan
Kwartir Nasional Gerakan Praja Muda Karana (Kwarnas Pramuka) pada 1985, yang
dibina oleh Kemenkes dan pemerintah daerah yang membidangi kesehatan di tingkat
provinsi hingga Kabupaten/Kota.
Tahun ini
SBH menginjak usianya yang ke-38 dan diperingati dengan pelaksanaan upacara di
lapangan kantor Kemenkes dengan tema “Tumbuh dan Tangguh Membangun Kesehatan
Bangsa.” Sekaligus peluncuran logo dan maskot Perkemahan Bakti Husada tingkat Nasional
(Pertinas) ke-6.
Dalam sambutannya
Wakil Mentere Kesehatan Dante Saksono Harbuwono selaku pemimpin upacara
menyampaikan bahwa “sejak 1985 kiprah SBH telah dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat, SBH hadir menjadi kader penggerak pembangun kesehatan melalui
kegiatan kreatif dan inovatif yang mendorong peningkatan kesehatan masyarakat.”
Kemenkes
menitipkan 2 amanah bagi SBH sejalan dengan sistem transformasi kesehatan. Pertama,
dalam layanan primer SBH dapat secara nyata membangun mencegah dan mengurangi
teman sebaya yang merokok (anak perokok). Dapat membantu program lain,
mendeteksi dan pemberian protein hewani bagi penderita stunting, edukasi
imunisasi, dan pencegahan obesitas bagi teman sebaya.
Kedua,
dalam bidang ketahanan kesehatan SBH dilatih untuk menjadi tenaga kesehatan
cadangan dengan anggota 32.000 SBH Penegak dan 25.000 SBH Pandega harus dilatih
agar siap membantu saat bencana.
Peringatan
SBH kali ini diakhiri dengan simulasi penanganan dan pertolongan pertama pada
gigitan hewan penular rabies, dari pangkalan SBH Jakarta Selatan. Dan kampanye gerakan
cegah stunting dengan pembagian protein berupa telur kepada masyarakat yang melintas
di depan kantor Kementerian Kesehatan. Erl.