Loading...

Dari Pertemuan Evaluasi UKS : Terungkap, 650 Siswa Punya Keinginan Bunuh Diri


Jakarta - Hasil survei yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan menunjukkan sebanyak 650 siswa SMP dan SMA di Indonesia punya keinginan bunuh diri. Survei yang dilakukan pada 2015 ini melibatkan 10.000 lebih siswa dari seluruh provinsi di Indonesia sebagai sampel.

 drg. Agus Suprapto, M.Kes, di dampingi dr. Eni Gustina, ketika memaparkan hasil survey pada pertemuan Evaluasi UKS di Hotel Aryaduta- Jakarta
drg. Agus Suprapto, M.Kes, di dampingi dr. Eni Gustina, ketika memaparkan hasil survey pada pertemuan Evaluasi UKS di Hotel Aryaduta- Jakarta

“Dari sepuluh ribu siswa yang disurvei, sebanyak 650 di antaranya punya keinginan bunuh diri. “ kata Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat, drg. Agus Suprapto, M.Kes, ketika mempresentasikan hasil evaluasinya dihadapan peserta pertemuan Evaluasi Akselerasi Upaya Kesehatan sekolah (UKS) di Hotel Aryaduta, Jakarta. Pada Selasa (7/6) sore.

“Survey ini bertujuan untuk melihat perilaku dan persoalan yang dihadapi anak di sekolah, juga untuk melihat perilaku lain dari siswa, seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, terlibat narkoba, mendapat perlakuan kekerasan. Dari survey itu juga menemukan ada siswa yang merasa kesepian”,  jelasnya.

Menyinggung hal itu, dihadapan para wartawan, Direktur Kesehatan Keluarga, dr.Eni Gustina menambahkan, bahwa dari 650 siswa yang punya keinginan bunuh diri tersebut, lebih banyak perempuan dibanding laki-laki. Tetapi Survei ini juga tidak meneliti lebih dalam terkait pemicu para siswa  yang punya keinginan bunuh diri. Namun, dari analisa survei ini diduga karena berkaitan dengan krisis komunikasi dengan orang tua atau keluarga. [caption id="attachment_12818" align="aligncenter" width="447"]Direktur Kesehatan Keluarga Ditjen Kesmas, dr.Eni Gustina,  kerika menjawab pertanyaan para wartawan Direktur Kesehatan Keluarga Ditjen Kesmas, dr.Eni Gustina, kerika menjawab pertanyaan para wartawan[/caption]

Sementara saat membuka acara itu, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, dr.Anung Sugiantono, M.Kes, menyampaikan bahwa  upaya yang dilakukan Kementerian Kesehatan terkait dengan pembinaan mental siswa di sekolah melalui revitalisasi UKS di setiap sekolah.

[caption id="attachment_12819" align="aligncenter" width="479"]Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, dr.Anung Sugiantono, M.Kes, ketika membuka acara pertemuan evaluasi UKS di Hotel Aryaduta-Jakarta Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, dr.Anung Sugiantono, M.Kes, ketika membuka acara pertemuan evaluasi UKS di Hotel Aryaduta-Jakarta[/caption]

“Salah satu upaya pembinaan mental siswa di sekolah yaitu merevitalisasi UKS di setiap sekolah. Bahkan di beberapa kota di Yogyakarta dan Jawa Tengah, sudah melakukan pengukuran ketahanan mental pada siswa melalui salah satu trias UKS, yaitu pelayanan kesehatan, mulai dengan melakukan skrining fisik berupa penimbangan berat dan tinggi badan siswa”, ujar dr.Anung.

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal menjadi manusia indonesia seutuhnya.

Pertemuan evaluasi UKS yang berlangsung dari tanggal 7 hingga 10 Juni itu, bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan akselerasi UKS di provinsi serta menyusun rencana tindak lanjut pelaksanaan pembinaan akselerasi dan pelaksanaan UKS.-(fey)-